Kenapa manusia harus mendengarkan perkataan orang lain?
Kenapa manusia harus memikirkan pendapat orang lain?
Kenapa manusia harus berinteraksi dengan orang lain?
Kenapa manusia harus memperoleh pengakuan dari orang lain?
Kenapa manusia harus menjadi sama seperti orang lain?
Kenapa manusia harus merasa menderita karena tuntutan dari orang lain?
Kenapa manusia harus memperoleh cinta orang lain?
Harus kah?
Tidak bisakah manusia berbuat semaunya?
Tidak bisakah orang lain tidak mengurusi sesamanya?
Tidak?
Kenapa menjadi manusia itu rumit?
Kenapa menjadi diriku itu rumit?
Padahal yang menjadi diriku bukan orang lain.
Harusnya aku yang menentukan aturan main dan jalan cerita diriku.
Aku butuh orang lain untuk berbagi, untuk mencintai, untuk memberi.
Agar aku bisa merasakan kasih, dicintai dan menerima.
Aku tidak ingin dipaksakan menempuh jalan yang bukan pilihanku.
Tapi memahami, menerima bahwa aku bisa membuat aturan mainku sendiri itu tidak mudah.
Mungkin aku takut pada tanggung jawab yang harus ku emban.
Tuesday, July 2, 2013
Monday, July 1, 2013
Tiada Mungkin untuk Tergantikan
"Sampai nanti kisah ini kan kujaga
hingga berakhir nafasku
putih cintaku untukmu.
Sampai nanti dirimu kan di hatiku
tiada mungkin tuk terganti
walalu semua tlah berlalu." -Putih, Sampai Mati-
Mengingatmu yang baru saja pergi, lagu ini terngiang di kepalaku. Aku akan selalu berharap untuk kebahagiaan dan kesuksesanmu di mana saja kau berada dan apa saja yang akan atau sedang kau lakukan.
Aku menyayangimu. Kau adalah bagian dari keluarga baru yang kutemukan ketika aku berjalan menempuh kehidupan. Aku dipertemukan dengan mu untuk mengenal diriku lebih baik. Terima kasih.
Saatnya pun tiba ketika kita masing-masing harus melanjutkan berjalan kearah yang berbeda. Kita berpisah namun masih bersama. Kita berpamitan namun kita tidak pergi kemana-mana. Kita masih bersatu dalam masa-masa perjuangan yang kita lalui dengan saling menopang. Masa yang membuat kita bertumbuh menjadi lebih dari sebelumnya. Masa yang akan aku hormati agar aku selalu ingat apa yang telah kupelajari.
Ini bukanlah kalimat-kalimat perpisahan. Aku hanya ingin menandai satu babak akhir sebuah perjalanan. Lalu memulai babak baru perjuangan dengan bekal semua pengalaman yang kulalui bersamamu dan dengan hati yang saling bertautan. Kita akan bertemu lagi saat kita telah bertumbuh lebih lagi dari saat ini.
Mari berjuang dan saling mendoakan.
hingga berakhir nafasku
putih cintaku untukmu.
Sampai nanti dirimu kan di hatiku
tiada mungkin tuk terganti
walalu semua tlah berlalu." -Putih, Sampai Mati-
Mengingatmu yang baru saja pergi, lagu ini terngiang di kepalaku. Aku akan selalu berharap untuk kebahagiaan dan kesuksesanmu di mana saja kau berada dan apa saja yang akan atau sedang kau lakukan.
Aku menyayangimu. Kau adalah bagian dari keluarga baru yang kutemukan ketika aku berjalan menempuh kehidupan. Aku dipertemukan dengan mu untuk mengenal diriku lebih baik. Terima kasih.
Saatnya pun tiba ketika kita masing-masing harus melanjutkan berjalan kearah yang berbeda. Kita berpisah namun masih bersama. Kita berpamitan namun kita tidak pergi kemana-mana. Kita masih bersatu dalam masa-masa perjuangan yang kita lalui dengan saling menopang. Masa yang membuat kita bertumbuh menjadi lebih dari sebelumnya. Masa yang akan aku hormati agar aku selalu ingat apa yang telah kupelajari.
Ini bukanlah kalimat-kalimat perpisahan. Aku hanya ingin menandai satu babak akhir sebuah perjalanan. Lalu memulai babak baru perjuangan dengan bekal semua pengalaman yang kulalui bersamamu dan dengan hati yang saling bertautan. Kita akan bertemu lagi saat kita telah bertumbuh lebih lagi dari saat ini.
Mari berjuang dan saling mendoakan.
Subscribe to:
Posts (Atom)