“Laughing
at yourself” I always wonder what that could mean? Kata
orang itu cara yang terbaik untuk memandang positif kehidupan. Tapi bagaimana
cara yang benar ketawain diri kamu sendiri? Ngaca di cermin terus ngetawain
cermin gitu? Atau menertawakan kegagalan – kegagalan yang kamu buat? Atau
menertawakan kesedihan – kesedihan yang kamu rasakan? Atau menertawakan
kekurangan – kurangan yang kamu rasa kamu miliki?
Then
what? Setelah itu musti gimana? Habis ketawa, apa
bisa seger lagi? Apa harus dilupakan?
Ambil hikmahnya, kata mereka. Bagaimana
cara mengambil hikmah suatu peristiwa? Dengan bersyukur? Apa saja yang harus
disyukuri? Bagaimana cara bersyukur yang baik?
Jalani saja, kata mereka. Apa dengan begitu
lalu kita tahu apa yang harus diperbuat? Lalu kalau saya turuti nasehat “jalani
saja” apa komentar – komentar seperti “hidupmu terlalu santai” “set your goals!”
“mau dibawa kemana hidup kamu ini?” akan berhenti?
I’m
living my life. Isn’t that what had been advised? So why bother?
And
why can’t these questions stop popping into my head?
Why
can’t there be “manuals in living your life”?
No comments:
Post a Comment